- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Viutoto News – Jutaan pengguna Pi Network (PI) di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, telah menunggu momen besar: peluncuran Open Mainnet pada 20 Februari 2025.
Sebelum rilis, token IOU Pi sempat diperdagangkan hingga Rp4,95 juta ($300), membuat banyak orang membayangkan keuntungan besar.
Namun, hanya dalam hitungan hari, harga Pi Coin di pasar riil anjlok drastis ke Rp33.060 ($2). Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca Juga : ETH Akan Tembus ke Harga $4.000 Lagi di Akhir Bulan Maret
Mengapa Harga Pi Coin Stagnan di $2–$3?
Berikut adalah beberapa alasan mengapa harga PI stagnan di $2 – $3 menurut analisa dari Crypto Times:
1. Terlalu Banyak Token Beredar, Permintaan Minim
Sejak peluncuran Open Mainnet, miliaran token Pi langsung tersedia di pasar. Dari total pasokan 100 miliar, sekitar 6 miliar token telah berpindah ke jaringan utama, membuat pasokan membanjiri pasar dan menghilangkan unsur kelangkaan.
Sebagian besar pengguna mendapatkan Pi Coin secara gratis hanya dengan mengetuk aplikasi setiap hari. Akibatnya, ketika mereka akhirnya bisa menjualnya, terjadi aksi jual besar-besaran yang menyebabkan harga turun drastis. Dengan lebih banyak orang ingin menjual dibandingkan membeli, hukum ekonomi sederhana berlaku: harga pun anjlok.
Baca Juga : BTC Bullish Hingga 5%, Siap Terbang ke Harga $150.000
2. Belum Terdaftar di Bursa Crypto Besar
Saat ini, Pi Coin belum tersedia di Binance atau Coinbase, dua bursa cryptocurrency terbesar di dunia. Bursa-bursa besar ini biasanya mengandalkan pemungutan suara komunitas sebelum melakukan listing, dan Pi Coin masih menunggu proses tersebut.
Beberapa platform seperti OKX, Bitget, HTX, dan Gate.io memang sudah memperdagangkan Pi, tetapi tidak semua pengguna bisa mengaksesnya dengan mudah. Jika Binance atau bursa besar lainnya akhirnya mendaftarkan Pi, ini bisa menjadi pendorong harga naik dalam waktu dekat.
3. Belum Memiliki Kegunaan Nyata
Meskipun Pi Network mengklaim memiliki lebih dari 100 aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan mengadakan acara besar seperti PiFest 2024, kenyataannya Pi Coin masih belum bisa digunakan untuk transaksi sehari-hari.
Saat ini, nilai Pi Coin lebih didasarkan pada spekulasi dan harapan, bukan pada utilitas nyata. Tanpa ekosistem yang mapan atau kegunaan yang jelas, harga Pi sulit untuk naik secara signifikan. Untuk mencapai pertumbuhan yang stabil, Pi harus membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar proyek berbasis komunitas.
Baca Juga : Alt Season Tidak Terjadi di Tahun 2025, Ini Penyebabnya
Kelompok GCV Masih Percaya Pi Coin Bisa Sentuh Rp5,19 Miliar?
Menurut Crypto Times, meski harga Pi Coin jatuh jauh dari ekspektasi, kelompok pendukung konsep Global Consensus Value (GCV) tetap yakin bahwa harga Pi Coin suatu hari bisa mencapai Rp5,19 miliar ($314,159) per token.
Mereka menolak menjual Pi dengan harga saat ini dan berpegang teguh pada keyakinan bahwa nilai sebenarnya akan meningkat secara drastis seiring adopsi dan pertumbuhan ekosistem Pi Network. Namun, bagi kebanyakan investor, skenario ini masih terlalu spekulatif dan belum memiliki dukungan ekonomi yang kuat.
Bagaimana Masa Depan Pi Coin?
Saat ini, harga Pi Coin masih mencari keseimbangan antara pasokan besar dan adopsi yang terbatas. Beberapa analis percaya bahwa jika Pi mulai digunakan dalam perdagangan nyata dan mendapatkan listing di Binance, harga bisa naik ke Rp82.650 ($5) hingga Rp165.300 ($10) pada akhir 2025—setara dengan Rp826.500 hingga Rp1,65 juta dalam rupiah.
Referensi:
Pintu. Harga Pi Coin Jatuh 2,81% dalam 24 Jam, Mengapa Harga PI Stagnan di $2?. Diakses tanggal 3 Maret 2025
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar